PENGERUKAN SELESAI, TANJUNG PERAK SIAP LAYANI KAPAL TIONGKOK

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III telah menyelesaikan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang merupakan akses masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan sekitarnya. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan meresmikan APBS pada 22 Mei 2015 mendatang bersama-sama dengan peresmian Terminal Teluk Lamong Tahap I.

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengungkapkan proyek yang pengerukannya dimulai sejak Mei 2014 lalu membutuhkan dana sekitar US$ 76 juta yang berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman modal. 

Diharapkan, dengan rampungnya proyek ini daya saing Indonesia sebagai negara maritim akan meningkat, dan secara khusus dapat membuka jalur pelayaran dari pelabuhan Tanjung Perak ke negera-negara lain.

“Dengan kondisi APBS saat ini, memungkinkan Pelabuhan Tanjung Perak membuka jalur pelayaran langsung menuju Tiongkok maupun negara-negara lainnya. Selama ini kapal-kapal yang kami layani hanya terbatas sampai Singapura,” ujar Djarwo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/5).

Djarwo menjelaskan, akses sepanjang 25 mil ini berhasil diperdalam dan diperlebar dari kedalaman minus 9,5 meter Low Water Spring (LWS) dan lebar 100 meter menjadi minus 13 meter LWS dan lebar 150 meter.

“Dulu APBS hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15 ribu DWT (deadweight tonnage). Pasca revitalisasi kapal-kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya bisa mencapai 80 ribu DWT,” kata Djarwo.

Menurut Djarwo, kondisi tersebut sangat menguntungkan, bukan hanya bagi Pelindo III tetapi juga bagi pelabuhan-pelabuhan dan industri yang ada di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik, misalnya, yang tadinya hanya mampu membawa fosfat 15 ribu ton setelah ada revitalisasi alur mampu mendatangkan kapal bermuatan fosfat 60 hingga 80 ribu ton. 

Tak hanya itu, kapal-kapal pengangkut peti kemas yang selama ini hanya mampu mengangkut muatan 1.500 TEUs kini dapat membawa 3.000 TEUs. Hal tersebut berdampak pada biaya logistik yang menjadi lebih efisien yang pada akhirnya akan berpengaruh pada harga jual konsumen. (gir)

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150519140436-92-54202/pengerukan-s...